Bambang Trismawan/Rakyat Merdeka Newspaper
Agung merinci beberapa perusahaan yang berminat berinvestasi di IKN. Beberapa di antaranya adalah LG CNS, Korea Land & Housing Corporation, Samsung C&T, LX International, dan Shinhan Sekuritas Indonesia. Kata dia, perusahaan asal Korsel itu berencana berinvestasi di tiga sektor prioritas pembangunan IKN yaitu kota pintar (smart city), perumahan, dan infrastruktur konektivitas.
Hyundai Motor Group misalnya, telah meneken MoU dengan OIKN untuk membangun ekosistem mobilitas Advanced Air Mobility (AAM) di Indonesia. AAM adalah drone yang bisa mengangkut kargo atau penumpang, semacam taksi terbang.
Selain itu, Daewoo Engineering & Construction juga sedang melakukan studi kelayakan untuk membangun terowongan tol bawah laut (immersed tunnel) di IKN dengan nilai proyek Rp10 triliun. Jika terealisasi, tol bawah laut tersebut akan memangkas waktu tempuh dari Balikpapan ke IKN dari semula dua jam menjadi hanya 30 menit.
Mantan Dirut PT Transjakarta itu menambahkan, pemerintah juga sedang membangun jalan tol yang targetnya bisa rampung tahun depan, untuk memotong waktu tempuh Balikpapan-IKN menjadi sekitar 50 menit.
Agung mengatakan, pihaknya akan terus mengajak calon-calon investor potensial untuk dapat langsung mengunjungi IKN. Dengan begitu, mereka dapat melihat langsung apa saja potensi yang mampu dikembangkan di Nusantara. “Kalau sudah begitu mereka pasti akan lebih tertarik,’’ katanya.
Agung menjelaskan Pemerintah ingin memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur antara lain untuk menumbuhkan pusat ekonomi baru di luar Jawa. Di IKN nantinya akan dibangun 9 kawasan. Kawasan 1 yang saat ini sedang dikebut pembangunannya adalah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Sementara 8 kawasan lain merupakan kawasan ekonomi dan pusat keuangan.
Agung memastikan, pembangunan IKN tidak akan membebani APBN. Pasalnya, mayoritas anggaran pembangunan berasal dari investasi swasta. Hal tersebut dibuktikan dari progres pembangunan IKN sejauh ini. Dari groundbreaking tahap 1 dan 2, sudah masuk investasi dari pihak swasta sebesar Rp 36 triliun. Adapun groundbreaking tersebut antara lain hotel, gedung perkantoran, rumah sakit, fasilitas pusat pelatihan sepak bola berstandar FIFA, sampai fasilitas di sektor energi.
Sementara, anggaran negara yang sudah mengucur untuk pembangunan KIPP sekitar Rp 35 triliun. “Jumlahnya hampir sama bahkan lebih banyak investor dibanding dari APBN,” pungkasnya.