Dinia Adrianjara/CNN Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia — Indonesia sebagai negara Middle Power di kawasan disebut memiliki peluang untuk menjadi penengah dalam menangani perselisihan di kawasan, dan membangun langkah-langkah yang konstruktif.
Di tengah konflik dan perselisihan di kawasan, Indonesia dan Korea Selatan selaku negara Middle Power bisa berperan penting untuk memastikan bahwa kerja sama yang sudah ada bisa menguatkan kerangka multilateral yang ada.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra, mengatakan kapabilitas Indonesia sebagai Middle Power dalam konteks agresi Israel atas Palestina misalnya, tidak bisa mengutuk langsung Amerika Serikat di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa.
Lantas Radityo menyebut salah satu caranya adalah mengumpulkan negara-negara sekutu dengan misi yang sama, dalam forum internasional, satu suara mengenai sikap atas konflik yang sedang terjadi di tatanan internasional.
“Negara Middle Power tidak bisa melakukan seperti Amerika Serikat. Makanya kita memerlukan sikap multilateralisme,” kata Radityo dalam workshop yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerja sama dengan Korea Foundation, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Sebagai negara dengan kekuatan menengah, Radityo menyebut Indonesia bisa menjadi mediator atau “pembangun jembatan” dengan negara-negara lain.
Beberapa langkahnya di antara lain dengan membangun platform multilateral baru, menjadi perantara untuk menyelesaikan perselisihan, serta meningkatkan kapabilitas.
“Memilih aspek diplomasi yang harus kita fokuskan. Karena kekuatan menengah tidak punya kapabilitas seperti negara besar. Kita bisa fokus pada wilayah,” kata dia.
Menyoal hubungan dengan Korea Selatan, dia mengakui ada beberapa pandangan berbeda antara kedua negara. Namun demikian, kolaborasi akan menjadi langkah yang bisa ditempuh kedua negara dalam meredakan ketegangan kekuatan global di kawasan.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240112152552-106-1048733/ri-korsel-disebut-punya-peluang-jadi-penengah-konflik-di-kawasan