Reporter : BAMBANG TRISMAWAN
Editor : FIRSTY HESTYARINI
RM.id Rakyat Merdeka – Dosen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Korea University, Prof. Jae Hyeok Shin mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi, yang dinilainya mampu mengokohkan hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan (Korsel).
Tak hanya makin solid secara diplomatik, hubungan Indonesia-Korsel juga makin kinclong di bidang ekonomi.
Di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia dan Korsel berhasil menandatangani kerja sama Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK CEPA) pada 2021.
Perjanjian yang menghapuskan tarif perdagangan pada mayoritas komoditas barang ini, diharapkan mampu mendongkrak ekspor non migas Indonesia ke Korsel, hingga tujuh persen.
“Saya pikir, kepemimpinan Jokowi sangat luar biasa. Perjanjian IK-CEPA ditandatangani di bawah kepemimpinannya, juga berjalan dengan sangat baik,” puji Prof Jae, dalam acara workshop Indonesian-Korea Journalist Network on Korea Batch 3 bertema Membangun Jembatan: Mengevaluasi Masa Lalu dan Membentuk Masa Depan Hubungan Indonesia-Korsel di Bengkel Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Mayapada Tower Jakarta, Rabu (2/8).
Workshop yang digelar FPCI dan Korea Foundation ini diikuti 15 jurnalis terpilih. Salah satunya, dari Rakyat Merdeka.
Seiring menguatnya hubungan Indonesia-Korea, Prof. Jae meyakini, kerja sama perdagangan kedua negara akan semakin meningkat.
Sebab, Indonesia dan Korsel berbagi nilai demokrasi yang sama, serta memiliki pandangan geopolitik yang sama di kawasan Indo-Pasifik di tengah persaingan China-Amerika Serikat.
Indonesia dan Korsel juga sudah membangun kerja sama dan investasi di beberapa sektor seperti pabrik petrokimia, pabrik kaca, dan pabrik otomotif.
“Hubungan Indonesia-Korsel akan semakin meningkat, karena Indonesia memiliki banyak peluang untuk kerja sama dan pertumbuhan lebih lanjut. Seperti investasi di industri energi terbarukan, layanan kesehatan, dan kota digital. Termasuk investasi di Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Samarinda, Kalimantan Timur,” paparnya.
Dalam pembangunan IKN, Korsel berinvestasi antara lain dalam pembangunan infrastruktur pengelolaan air bersih.
Prof. Jae bilang, pembangunan infrastruktur di IKN dapat mendatangkan peluang yang sangat baik, bagi perusahaan Korsel untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek besar.
“Karena sepertinya akan memerlukan keahlian Korsel dalam konstruksi, teknik, dan transportasi,” jelasnya.
Indonesia dan Korsel, saat ini sudah meneken 102 Nota Kesepahaman (MoU) terkait pembangunan IKN.
Prof. Jae menegaskan, pemilu yang akan digelar Indonesia pada tahun depan, tidak akan menurunkan tingkat kepercayaan investor Korsel. Realisasi investor Korsel, tidak akan terganggu.
“Partai manapun yang memenangkan Pemilu, pandangan terhadap Indonesia tak akan berubah,” ucap Prof. Jae.