Sonya Michaella, IDN Times
Jakarta, IDN Times – Korea Selatan (Korsel) merupakan mitra penting bagi Indonesia. Hal ini ditandai salah satunya dengan kunjungan Presiden RI, Joko “Jokowi” Widodo, ke Seoul dan bertemu Presiden baru Korsel Yoon Suk Yeol pada akhir Juli lalu.
Tahun depan, hubungan bilateral Indonesia dan Korsel akan memasuki usia 50 tahun. Kedua negara ini merupakan pemeran penting di kawasan dan global, seperti ASEAN, PBB, IORA, APEC dan masih banyak lagi.
Cho Wondeuk dari Center for ASEAN-Indian Studies, The Institute of Foreign Affairs and National Security (IFANS) memaparkan sejumlah peran Indonesia dan Korsel dalam hubungan bilateralnya, pun dalam konteks kawasan dan global.
Cho juga merupakan salah satu pembicara dalam pembukaan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang diusung FPCI dan Korea Foundation, Jumat (26/8/2022).
1. Indonesia memilih netral dalam konflik internasional
Cho menyebut, sebagai pemeran penting di kancah global, Indonesia tetap memilih netral. Terlebih dalam isu China, Amerika Serikat, dan Taiwan, misalnya.
“Posisi Indonesia yang tidak memihak antara AS dan China serta memimpin ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, ini patut kita apresiasi,” kata Cho, dalam paparannya secara daring di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta.
Maka dari itu, Cho menilai bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Korea Selatan sehingga menjelang 50 tahun hubungan bilateral kedua negara, sejumlah kerja sama pun harus ditingkatkan.
“Indonesia dan Korsel telah memiliki kerja sama yang cukup menguntungkan keduanya dan tentu komprehensif, seperti ekonomi. Kami juga punya kerja sama pertahanan yang kuat dan Indonesia adalah salah satu importir terbesar senjata, kapal angkatan laut dan kapal selam Korsel,” ucap dia.
2. Indo Pasifik yang menjadi kompetisi
Di tengah ketidakpastian dinamika pertarungan antar negara di kancah global, salah satu yang menjadi kompetisi saat ini adalah kawasan Indo Pasifik.
Cho mengungkapkan, Indonesia adalah salah satu negara yang gencar mempromosikan perdamaian dan keharmonisan di wilayah Indo Pasifik tersebut.
“Middle power country sangat penting perannya di kawasan ini, seperti Indonesia,” tutur Cho.
Cho juga menambahkan bahwa diplomasi Indonesia sangatlah aktif, di mana hal ini cukup penting bagi Korsel untuk bekerja sama secara bilateral dengan Indonesia, di isu-isu kawasan dan juga global.
3. Sejumlah kerja sama disepakati kedua negara
Presiden Jokowi bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul (dok. Sekretariat Presiden)
Dalam kunjungan Jokowi ke Seoul dan bertemu dengan Yoon Suk Yeol, sejumlah nota kesepahaman pun ditandatangani, antara lain terkait investasi hijau, pembangunan IKN, dan kerja sama maritim.
Saat bertemu Jokowi, Yoon juga mengatakan bahwa menjelang 50 tahun hubungan bilateral kedua negara, banyak kemajuan kerja sama yang telah dilakukan seperti di bidang ekonomi, perdagangan, budaya, people to people contact, diplomasi dan pertahanan.
“Indonesia merupakan negara satu-satunya di Asia Tenggara yang punya kemitraan khusus dengan Korea Selatan,” ujar Yoon, kala itu.
Korsel sendiri merupakan negara keenam yang memiliki nilai dagang terbesar bagi Indonesia. Tercatat pada 2021, total perdagangan kedua negara mencapai 18,41 miliar dolar Amerika.
4. Pembukaan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2022
Foreign Policy Community of Indonesia bersama Korea Foundation kembali menggelar Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea. Tahun ini adalah tahun kedua program ini diselenggarakan.
Program ini merupakan platform bagi jurnalis profesional di seluruh Indonesia untuk mendalami hubungan Indonesia dan Korea Selatan di berbagai aspek.
Tahun ini, ada 15 jurnalis profesional yang terpilih dari 15 media di Indonesia. Ke-15 jurnalis ini akan mengikuti serangkaian workshop untuk mendalami dan berdiskusi sejumlah isu terkait kedua negara.