Korea Selatan Perkuat Hubungan Diplomatik dengan Negara-Negara ASEAN

Laela Zahra – Journalist / Field Coordinator, Metro TV


Kegiatan workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea. (FPCI/Korea Foundation)

Jakarta: Korea Selatan memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara ASEAN melalui Kebijakan Selatan Baru (The New Southern Policy) yang dirancangnya. Sebagai sesama negara kekuatan menengah dan terletak di benua Asia, Korsel menganggap hubungan baik dengan negara-negara ASEAN perlu diperkuat dalam menjaga perdamaian antarnegara dan juga berbagai sektor penting lainnya.

“Korsel sebagai 10 negara ekonomi terbesar di dunia telah menjalin hubungan dengan ASEAN. Jadi dengan pengenalan NSP (New Southern Policy), kami ingin mengubah bias ini (hubungan Korea dengan negara-negara ASEAN), kami ingin mengubah kebijakan diplomatik Korea yang tidak seimbang,” ujar Kepala ASEAN-India Studi Center di Akademi Diplomatik Nasional Korea Choe Wongi, dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea, pekan ini.

“Dengan NSP kami ingin memvariasikan hubungan diplomatik dan ekonomi kami,” sambungnya.

Choe menjelaskan, 80 persen prioritas dan orientasi diplomatik Korsel terfokus pada empat kekuatan negara besar yakni Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Rusia. Padahal sebagai kekuatan menengah, Korea memiliki banyak kepentingan lain dan hubungan penting dengan negara-negara di Asia utamanya negara anggota ASEAN.

Namun Choe melihat hubungan Korsel dengan negara-negara ASEAN sejauh ini masih menjadi sekunder, berjarak dan seperti bias. Melalui kebijakan The New Southern Policy, Korsel ingin memvariasikan hubungan dengan negara-negara ASEAN diantaranya melalui dimensi diplomatik, ekonomi, sosial budaya, kerja sama strategis lainnya.

Indonesia dan Korsel memiliki hubungan bilateral yang baik, salah satunya kerja sama strategis pengadaan kapal selam dan pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X, meskipun Indonesia masih harus renegosiasi dan memperkuat posisinya. Proyek kerja sama ini memiliki modal 8,8 triliun Won atau setara Rp114 triliun dari tahun 2015 sampai 2028.

(WIL)


Sumber: klik disini