Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Irawan Sapto Adhi
Bendera Korea Selatan dan Indonesia. Tahun ini adalah 50 tahun relasi bilateral Korea Selatan dan Indonesia.(SHUTTERSTOCK/ARITRA DEB)
JAKARTA, KOMPAS.com – Hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan menginjak usia 50 tahun pada 2023 ini. Pada usia emas ini, penting untuk melihat kembali kesamaan nilai-nilai antara dua negara, serta peluang kerja sama yang dapat diupayakan ke depannya. Deputi Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI Vahd Nabyl A Mulachela menyampaikan, sejak tahun 1990-an, relasi dalam bidang ekonomi sangat dominan. Baca juga: Industri Hiburan Indonesia Punya Peluang Susul Korea Selatan.
Namun, ada beberapa relasi dalam sejumlah bidang lainnya yang juga menguat dalam beberapa waktu terakhir. “Kalau dilihat lebih dalam kita juga memiliki beberapa nilai yang sama (dengan Korea Selatan), seperti demokrasi, HAM, ekonomi terbuka, serta kesamaan aspirasi untuk menjaga kesejahteraan, stabilitas dan kedamaian regional dan dunia,” ucap Nabyl dalam workshop bertajuk “Building Bridges: Assessing the Past and Shaping the Future of Indonesia-Korea Relations” di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Kesamaan nilai-nilai tersebut, lanjutnya, adalah fondasi untuk membangun kerja sama bilateral yang lebih kuat di masa depan. “Kita akan bisa membangun banyak hal bersama,” sambungnya.
Peluang kerja sama Indonesia-Korea
Pada kesempatan yang sama, Profesor Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Korea University, Jae Hyeok Shin menyebutkan beberapa bidang yang berpotensi dikembangkan dalam kerja sama Indonesia-Korea. Ia meyakini, relasi Indonesia dan Korea akan semakin erat, salah satunya karena sama-sama berbagi nilai-nilai demokrasi. “Selain itu, Indonesia dan Korea punya beberapa peluang untuk kolaborasi dan pertumbuhan yang lebih jauh,” ucap Shin.
Beberapa di antaranya adalah:
Diversifikasi ekonomi. Mengembangkan sektor-sektor yang sudah dikerjasamakan untuk membangun inovasi jangka panjang, termasuk energi terbarukan, layanan kesehatan, serta teknologi dan ekonomi digital.
Pengembangan infrastruktur. Partisipasi Korea Selatan dalam proyek-proyek besar Indonesia, seperti pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN), seperti melibatkan perusahaan serta pakar berbagai bidang, seperti engineering dan transportasi.
Kolaborasi riset dan pengembangan. Beberapa di antaranya seperti dalam bioteknologi, Artificial Intelligent (AI), dan teknologi hijau.
Pertukaran pendidikan dan budaya. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman satu sama lain.
Kerja sama pertahanan dan keamanan. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun stabilitas, seperti latihan militer gabungan, pertukaran informasi untuk melawan terorisme, dan keamanan siber (cybersecurity).
Promosi pariwisata. Kekayaan alam dan budaya Indonesia cukup populer di kalangan masyarakat Korea Selatan. Kerja sama dibutuhkan untuk sama-sama mendorong promosi wisata masing-masing negara.
Kerja sama kesehatan. Kerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk persiapan pandemi, pertukaran pakar kesehatan, serta kerja sama riset medis dan teknologi medis.
Kolaborasi UMKM. Mempercepat inovasi dan akses ke pasar baru (new market).
Inisiatif hijau dan keberlanjutan. Promosi praktik keberlanjutan, seperti transportasi energi dan pertanian. “Yang sejalan dengan fokus global untuk mengatasi perubahan iklim dan konservasi lingkungan,” tuturnya.